09 Maret 2008

AKSI MEMPERINGATI HARI PEREMPUAN SEDUNIA DI DAERAH

Sumber: Metro TV

Metrotvnews.com, Medan: Ratusan perempuan yang tergabung dalam Forum Perempuan Sumatra Utara memperingati Hari Perempuan Sedunia, Sabtu (8/3). Mereka berjalan dari bundaran depan Kantor Pos, Medan, Sumut, menuju ke sejumlah kantor partai politik. Salah satu yang didatangi adalah Kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan. Mereka mempertanyakan tak ada kandidat perempuan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumut.

Para pengunjuk rasa juga mendatangi Kantor Partai Demoksrasi Indonesia Perjuangan Sumut. Pertanyaan serupa juga disampaikan kepada pengurus PDIP. Padahal, menurut mereka, dari 8,5 juta pemilih di Sumut sekitar 52 persen adalah perempuan. Koordinator aksi Maya Manurung mengatakan pihaknya akan menyerukan kepada seluruh perempuan di Sumut untuk memboikot cagub-cawagub yang tidak punya perspektif gender. Pengunjuk rasa akhirnya diterima pengurus PDIP Sumut Efendi Napitupulu. Ia menyatakan komitmen parpolnya terhadap perempuan telah dibuktikan dengan mencalonkan Megawati Sukarnoputri sebagai presiden.

Masih di Medan. Sekitar seratusan massa yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa dan ibu-ibu berunjuk rasa di kawasan Bundaran Majestik. Aksi ini juga untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia. Pengunjuk rasa menuntut pemerintah menurunkan harga minyak goreng dan sejumlah kebutuhan pokok yang hingga saat ini kian melambung. Mereka menyesalkan tewasnya seorang ibu dan anak di Makassar, Sulawesi Selatan, akibat diare dan kelaparan. Karena itu, pengunjuk rasa menuntut pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla benar-benar serius memperhatikan nasib rakyat yang makin sengsara.

Unjuk rasa memperingati Hari Perempuan Sedunia juga berlangsung di Makassar, hari ini. Ratusan perempuan dari berbagai daerah dan berlatar belakang bermacam profesi berkumpul dalam acara bertajuk temu perempuan di anjungan Pantai Losari, Makassar. Berbagai kegiatan digelar dalam acara ini. Salah satunya aksi teatrikal yang diperankan ibu-ibu rumah tangga. Mereka merekonstruksikan nasib perempuan yang kurang mendapat perhatian pemerintah. Antara lain nasib perempuan hamil yang kesulitan mendapatkan pelayanan media. Kasus kematian seorang ibu dan anak yang mengejutkan akibat kelaparan juga direka ulang. Acara temu perempuan ini juga menggelar pameran buku dan sosialisasi Gerakan Sayang Ibu.

Kegiatan untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia juga digelar di Solo, Jawa Tengah. Acara digelar di halaman Joglo Sriwedari. Mereka menyampaikan pesan stop kekerasan terhadap perempuan supaya dapat hidup sejahtera tanpa rasa takut. Mereka juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan di segala bidang. Usai berorasi, pengunjuk rasa melepaskan balon gas yang membawa pesan untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Acara ini juga diisi dialog dalam bentuk sarasehan untuk membicarakan persoalan perempuan.

Aksi serupa juga berlangsung di Yogyakarta. Mereka membawa payung berisi tuntutan. payung2 juga sebagai simbol perlindungan perempuan. dari maliboro sampai kantor pos. mereka menuntut stop pemiskinan kaum perempuan. pemerintah juga dituntut mengendalikan harga bahan pokok. Kenaikan telah mematikan usaha kecil yang sebagian besar dikelola perempuan.(BEY)

Tidak ada komentar: