Senin, 2008 Juli 14
Saatnya Semua Buruh Berpartisipasi Dalam Merubah Keaadan.
(Wawancara dengan Bung Ata, Sekum Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh)
Saya mendengar, tanggal 20 juli nanti GSPB akan melakukan konolidasi. Apa yang melandasi konsolidasi GSPB ?
Konsolidasi GSPB kali ini, berangkat dari situasi obyektif yang di hadapi oleh kaum buruh, bukan saja kaum buruh di Bekasi melainkan kaum buruh di seluruh Indonesia, di mana serangan-serangan Neoliberalisme dalam berbagai bentuk kebijakan, terus menerus mendesak kesejahteraan kaum buruh ke titik yang paling rendah. Kita tahu, baru-baru ini Pemerintah menaikan harga BBM, yang kemudian menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok menjadi lebih tinggi (sebelum kenaikan BBM, sebenarnya harga kebutuhan pokok sudah naik). Dengan tingkat Upah Minimum sekarang ini, kenaikan harga ini jelas membuat kaum buruh semakin miskin. Belum lagi masalah sistem kerja outsourcing yang saat ini makin merajalela, hampir di semua persuahaan, besar atau kecil, garmen atau otomotif, modal asing atau modal dalam negeri, menggunakan buruh outsourcing. Kita tahu sistem outsourcing ini sangat merugikan kaum buruh karena menghilangkan kepastian kerja, menekan pendapatan kaum buruh, menghilangkan perlindungan terhadap kaum buruh dan lain sebagainya. Semenjak UU 13/2003 di berlakukan, sistem Outsourcing menjadi trend para pengusaha untuk meningkatkan keuntungan, di sisi lain, kaum buruh di korbankan. Situasi inilah yang membuat kami dari GSPB untuk segera melakukan konsolidasi, merapatkan kembali barisan, agar kedepan lebih sanggup melawan berbagai kebijakan yang merugikan kaum buruh, apalagi partai-partai politik yang ada saat ini, tidak ada satupun yang membela secara sungguh-sungguh kepentingan kaum buruh, bahkan serikat-serikat buruh besarpun sudah banyak yang pimpinan-pimpinannya menjadi alat pengusaha atau pemerintah.
Ya, nampaknya memang begitu. Lantas apa tema konsolidasi GSPB?
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, dengan situasi seperti itu, maka tanggung jawab terbesar saat ini untuk melakukan perubahan sejati ada pada tangan kaum buruh itu sendiri. Yang saya maksud dengan kaum buruh, artinya seluruh buruh Indonesia, karena banyak kasus, di mana kaum buruh menyerahkan tanggung jawan perubahan pada pengurus serikat buruh atau pada pengacara, bahkan untuk persoalan-persoalan di luar tempat kerja (misal kenaikan harga BBM), kaum buruh seolah-olah meyerahkan tanggung jawab kepada mahasiswa saja.
Jelas ini merupakan pandangan yang salah, karena sekalipun buruh di serikatnya telah membayar iuran anggota ( sambil tersemyum, Bung Ata juga menyampaikan bahwa masih banyak juga buruh yang tak membayar iuran), namun bukan berarti tanggung jawab untuk berjuang, dibebankan pada pengurus serikat buruh saja, atau pada mahasiswa saja untuk persoalan yang lebih umum. Bayangkan, dengan jumlah pengurus yang katakanlah hanya 10-20 orang berhadapan dengan para pengusaha atau berhadapan dengan pemerintah? Bagaimana mungkin bisa memperoleh kemenagan yang signifikan? Memang betul, bahwa dalam perundingan dengan pihak pengusaha, tidak semua buruh bisa ikut berunding, namun tanpa peran aktif dari semua anggota, perundingan yang dilakukan sangat lemah daya tawarnya, bahkan kadang tidak membuahkan hasil karena pengusaha bertele-tele atau bebal. Bisa juga pengusaha kemudian melakukan upaya pecah belah, adu domba jika anggota serikat buruh tidak solid.
Dalam persoalan yang lebih besar, kita tahu perundingan saja tidak cukup, harus ditambah dengan aksi-aksi massa. Kenaikan harga BBM kemarin adalah contoh nyata, bahwa dengan perundingan, tidak ada hasil yang di dapat, bahkan setelah melakukan banyak demontrasipun, pemerintah tidak bergeming. Apa kesimpulannya? Bukan karena metode demonstrasi adalah metode yang salah, melainkan karena demontrasi kemarin kurang besar, kurang berani. Coba bayangkan jika mayoritas kaum buruh ketika ada rencana kenaikan harga BBM, secara serentak melakukan pemogokan dan aksi-aksi ke pusat kekuasaan, yang di pabrik mogok kemudian rally ke Istana. Para supir anggkutan mogok, para buruh BUMN melakukan mogok di tempat kerjanya masing-masing, apakah pemerintah tetap akan nekad menaikan harga BBM?
Kuncinya adalah partisipasi aktif semua anggota, dan wujud pasrtisipasi yang paling berpengaruh adalah aksi massa atau pemogokan. Serikat Buruh tanpa Aksi Massa/Pemogokan, tidak punya roh perjuangan.
GSPB dalam konsolidasi kali ini, mengambil tema “ Menguatkan dan Membesarkan GSPB untuk Perubahan Sejati” dengan tekanan pada “Partisipasi Aktif Semua Anggota”
Sejauh ini persiapannya seperti apa ?
Kita sudah melakukan banyak pertemuan di semua level, dari pengurus sampai anggota. Dalam pertemuan-pertemuan ini, kita mengharapkan adanya gagasan-gagasan segar mengenai taktik, metode pembangunan serikat buruh yang kuat. Dari sekitar 8 Pebrik yang menjadi basisi kami di Bekasi, rata-rata telah melakukan pertemuan-pertemuan ini.
Panitia juga telah mengedarkan formulir kesediaan bagi anggota yang mau terlibat dalam konsolidasi ini, karena kita tidak mau, para peserta ini datang karena merasa di wajibkan, yang kita inginkan adalah kawan-kawan datang dengan sukarela, dengan semangat untuk berjuang. Memang tidak mudah, karena kita melakukan konsolidasi ditengah banyak anggota yang dipaksa perusahaan untuk melakukan kerja lembur, belum lagi di sebagian anggota ada yang berpikir seperti yang saya katakan tadi, persoalan perjuangan adalah tanggung jawab pengurus, anggota cukup membayar iuran saja.
Sejauh ini, sudah lebih dari 100 orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti konsolidasi ini, dan kami berharap bisa lebih banyak orang lagi, namun ada persoalan lain yang bisa mengurangi jumlah peserta, yakni persoalan dana, yang sampai saat ini belum sepenuhnya terpenuhi. Mungkin panitia akan melakukan berbagai upaya pemangkasan di beberapa pos yang memang bisa dikurangi pengeluarannya, atau dengan cara meminta sumbangan sukarela ke anggota, di luar sumbangan yang telah mereka bayarkan sebelumnya.
Apa saja yang akan di bicarakan dalam konsolidasi ?
Kita mebagi menjadi 3 bagian besar, yang petama adalah mengenai hambatan-hambatan kesejahteraan kaum buruh saat ini dan potensi-potensi perlawanannya. Yang di maksud dengan hambatan, bukan saja yang berasal dari intenal buruh itu sendiri, melainkan juga yang muncul dari luar, seperti kebijakan-kebijakan Pemerintah ataupun Pengusaha yang merugikan kaum buruh, kita akan mengupas ini selama kurang lebih 1-2 jam.
Yang kedua, kita akan membicarakan perubahan-perubahan kesejahteraan kaum buruh yang terjadi di berbagai negara agar ada inspirasi baru bagi perjuangan kedepan, kita menamakan tema sesi ini “perubahan itu bisa” Kita akan mengambil contoh di negara seperti Venezuela misalnya, yang pada bulan mei (tepat pada Hari Buruh Sedunia), pemerintahnya menaikan upah minimum buruh sebesar 30 %, yang dalam mata uang rupiah, upah minimum tersebut mencapai 3,4 juta rupiah setahun(klik di sini). Belum harga BBM di Venezuela yang “cuma” sebesar Rp 372(klik di sini). Kita akan mempelajari, kenapa ini bisa terjadi. Kita juga akan mengambil contoh-contoh lain, dari negara lainnya, mungkin Kuba juga akan kita diskusikan, karena sejauh ini, pendidikan dan kesehatan di Kuba adalah salah satu yang terbaik, dan yang paling penting, tidak biaya yang dipungut alias gratis(klik di sini). Belum lagi, di setiap pabrik ada buruh yang kerjanya membacakan buku atau koran untuk buruh-buruh lainnya selama mereka bekerja, agar para buruh selalu mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru(klik di sini). Ini luar biasa, jika di bandingkan dengan di negara kita, yang buruh-buruhnya di suguhi lagu-lagu yang tidak berpegaruh terhadap peningkatan intelektualitas, selain hanya sebatas hiburan.
Sesi ketiga atau yang terkahir, baru kita akan membicarakan apa saja langkah-langkah perjuangan GSPB ke depan, baik perjuangan di tingkat pabrik maupun perjuangan di luar pabrik. Sesi ini akan mengambil waktu yang lebih banyak di bandingkan dengan dua sesi sebelumnya. Dalam sesi ini, kita juga akan membicarakan bagaimana membangun persatuan yang lenih kokoh dengan serikat-serikat buruh lainnya, bagimana memperkuat Aliansi Buruh Menggugat, karena kita menyadari tanpa persatuan yang kokoh, rasanya sangat berat bagi kaum buruh untuk mendapatkan kemenangan. Tentu saja kita juga akan membicarakan banyak hal lainnya.
Jika ada kawan-kawan yang inging menghubungi GSPB, bisa menghubungi ke mana?
Sekretariat GSPB saat ini, berada di Jl Lapangan Bekasi Tengah No 16, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. No Telp Sektretariat GSPB : 021 88353230. Kita sangat terbuka dengan kedatangan kawan-kawan di sekretariat GSPB, bukan hanya kawan-kawan anggota, juga kawan-kawan dari serikat lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar